Kita

Disebuah resto sekitar 3,5 tahun lalu pertama kali kami bertemu, dikenalkan oleh seorang teman. Waktu itu secara subjektif saya menilai dia sebagai orang yang supel dan komunikatif dalam bergaul, tak banyak informasi tentangnya begitupun sebaliknya.

Seiring berjalannya waktu, kami mulai tahu satu sama lain melalui obrolan grup chatting ataupun cerita sesama anggota grup. Secara tidak sengaja sudah memperkaya pengetahuan tentang pribadi kami satu sama lain, kala itu dia masih bersama seorang pria yang berstatus pacar dan saya dengan status single kurang lebih satu tahun. Kami jalani pertemanan layaknya makhluk sosial pada umumnya.

Perbincangan kami di grup yang seperti biasa dihujani oleh ratusan bahkan ribuan chatting nyaris setiap hari, membahas apa ? kami membahas segala hal mulai dari sesuatu yang bersifat sensitif, emosional, serius, sampai dengan hal-hal konyol (honestly lebih banyak hal konyol sih). Beberapa bulan setelah itu disela obrolan, saya menanyakan adakah teman wanita yang bisa dikenalkan kepada saya tentunya untuk mencoba menjalin hubungan pribadi, pertanyaan sayapun disambut baik entah waktu itu dia memikirkan berapa lama untuk bisa menentukan siapa yang akan dikenalkan kepada saya, lelaki yang belum terlalu dikenal secara emosional karena tentunya dia tak ingin salah merekomendasikan teman wanitanya kepada seorang lelaki yang salah dan saya pahami betul itu. Tak berapa lama kemudian saya diberikan akses untuk mengenal salah satu teman wanitanya, sebagai langkah awal dengan memberi nomor handphone kami satu sama lain, singkat cerita saya dan temannya menjalin sebuah hubungan dengan status pacar.

Seiring perjalanan waktu, kami semakin sering mengobrol karena kami punya satu kegiatan baru, ya... kami saling bertukar informasi tentang kondisi hubungan kami dengan pacar masing-masing. Kami saling memberi saran, menguatkan saat terjadi masalah, kami juga seolah mengombinasikan logika dan perasaan dalam menilai suatu masalah. Hal yang kami bagipun bukan menceritakannya secara ektrim dan detail, hanya garis besarnya saja karena kami tahu mana yang layak untuk dijadikan konsumsi publik dan mana yang harus kami jaga (tetap sebagai rahasia).

Beberapa saat kemudian saya dan pacar putus karena suatu hal. Lalu selang beberapa bulan kemudian dia dan pacarnyapun putus, sangat ironis memang tapi perlu digarisbawahi kami memiliki latar belakang permasalahan yang berbeda dan pada akhirnya kami memutuskan untuk menyudahi hubungan yang sudah dibina bersama pasangan kami masing-masing dan kami berdua menyandang status baru yaitu single (untuk kesekian kali) *agar nampak seolah-olah banyak pacar/mantan).

Setiap orang punya cara masing-masing menikmati kesendirian, begitupun dengan kami berdua. Ya.. kami habiskan akhir pekan bersama teman untuk makan, nonton, karaoke atau sekedar mengobrol bertukar pikiran. Tak terasa (padahal aslinya terasa banget) kesendirian kami berdua sudah berjalan lebih dari setahun, selama kurun waktu tersebut tentunya kamipun mencoba membuka hati untuk orang lain diluar sana.

Bertahun-tahun saling mengenal karkater masing-masing, tahu sifat asli dan tahu bagaimana bersikap saat ada masalah membuat kami merasa ada kecocokan dan kenyamanan, kami memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dan serius. Kami mulai lakukan dating beberapa kali sebagai tahap awal dan kami berpacaran sejak 11 Februari 2017 jam 16.00 di Nicole's Kitchen & Lounge Kampoeng Brasco - Puncak.

Mungkin kisah kami agak rumit, tapi kami pastikan semua atas dasar kesadaran, keyakinan dan kepercayaan atas prinsip sebuah hubungan dewasa. Semoga Tuhan dan karma baik selalu menyertai kami, keluarga dan sahabat-sahabat kami.

"Ceritakan apa yang perlu diceritakan dan ingatlah bahwa tidak semua hal bisa dibagi karena belum tentu orang lain mau mendengar tentang kita, tapi orang yang tepat akan selalu menjadi pendengar dan pemberi saran terbaik"


by Andri Wijaya