Berat Tanpamu Papi

Ia ada lelaki yang dibesarkan dengan minimnya kasih sayang orang tua, ibunya meninggal saat beliau berumur sekitar 10 tahun. Ia adalah pria yang bepikiran maju walau hanya mengenyam pendidikan yang tidak tinggi, ia pria yang mau bekerja keras untuk hidup yang lebih baik, ia pria yang bertanggung jawab terhadap keluarganya, ia seorang yang peduli terhadap sesama, ia teladan kami, ia papi saya tercinta.
Mungkin orang yang membaca artikel ini mengernyitkan dahi dan menganggap bahwa gambaran tentangnya terlalu berlebihan, tapi itulah dia adanya.
Dengan istri dan tiga orang putra dia hidup dalam satu atap yang penuh cinta, penuh kepedulian satu sama lain, saya anggap ini adalah keluarga yang unik dan mungkin jarang untuk ditemui dikeluarga lainnya diluar sana.
Dulu sebelum keadaan keluarga kami belum lebih baik seperti saat ini, ia selalu berpikiran bagaimana agar anak-anaknya bisa hidup mandiri salah satunya dengan membekali pendidikan yang layak untuk kami. Dia bekerja sebagai montir untuk biaya sekolah kami, untuk pengembangan kontrakkan dan usaha bengkelnya yang dijalani sebagai sebuah bisnis keluarga.

Akan selalu kuingat kebaikanmu, aku akan selalu terbayang caramu mendidik kami anak-anakmu, dipastikan aku akan selalu rindu tawamu yang khas, rindu saat ngobrol denganmu, saat aku dimarahi, saat kau mengajariku naik sepeda, saat kau memegang layang-layang untuk diterbangkan, saat aku duduk disampingmu mengamati bongkar pasang mesin, saat aku dipuji ketika mendapat nilai bagus disekolah, saat aku dibonceng naik motor denganmu, saat kita berdiskusi, saat kita duduk makan bersama, saat aku lihat kamu belum tidur hanya untuk menungguku pulang kuliah. Aku akan selalu ingat pesanmu yang akan menjadi bekal hidupku walau tidak semua bisa disebutkan disini.

Kesedihanku bukan karena kepergianmu, aku tahu semua manusia akan mengalami hal yang sama tapi kehilanganmulah yang ternyata membuat aku tidak terbiasa.

Kehidupan manis, pahit, getir, susah, senang, tawa dan tangis sudah kami arungi bersama. Namun takdir berkata lain, 27 November 2013 pukul 7 pagi beliau dilarikan kerumah sakit dan langsung dirawat di ruang ICU RS Medika BSD.
Beliau meninggal pukul 23.50 WIB diusia 47 tahun, umur yang terbilang muda, apalagi semua anaknya belum ada yang berkeluarga.
Kami semua terpukul, terutama mami, beliau begitu shock atas kejadian ini karena tidak ada firasat akan kehilangannya untuk selama-lamanya.

Selamat jalan Papi, kami selalu berdoa untukmu agar bisa terlahir dialam yang lebih berbahagia dengan semua karma baik yang telah engkau timbun semasa hidupmu. Kami akan selalu rukun disini.

Sabbe satthe bhavanthu sukhitatta... .




Komentar

Postingan Populer